bulu burung dayak

2024-05-20


Bagian dari perlengkapan busana pengantin Dayak Kenyah, seperti bulu burung Enggang yang terdapat pada Jina aban/tapung apan (topi perempuan) dan beloko (topi laki-laki) merupakan lambang dari kepahlawanan, kegagahan, perdamaian dan kerukunan hidup bersama. Sedangkan hiasan gigi atau taring binatang yang dipasang pada penutup kepala, pakaian ...

"Kebanyakan (burung ruai) diambil dari hulu sungai (Kapuas) di daerah-daerah pelosok. Itu pun nggak boleh sembarangan ambilnya, karena sudah dilindungi. Biasanya yang diambil bulunya itu burungnya sakit mati di jalan," terang Fransiska saat ditemui detikcom beberapa waktu lalu.

Namun keberadaan burung ini kini sulit ditemukan karena banyaknya perburuan. Habitatnya yang rusak membuat populasi burung ruai semakin berkurang. Hewan yang mempunyai bulu indah tersebut memang dikenal sebagai burung yang sangat lincah, elok dan menawan. Tak heran jika bulunya kerap dijadikan salah satu bagian dalam pakaian adat Suku Dayak.

Suku Dayak identik dengan tradisi bercocok tanam. Tidak heran lagi bahwa sektor pertanian dan perkebunan diandalkan sebagai salah satu lumbung unggulan di Indonesia. Tentunya ini juga dapat menguatkan sirkulasi ekonomi wilayah bahkan negara. Suku ini juga dikenal dengan karakteristik memiliki banyak tato di tubuh.

Busana tradisional Dayak. Pakaian tradisional Dayak dengan hiasan manik-manik dan bulu-bulu burung. Busana tradisional Dayak adalah pakaian tradisional yang digunakan oleh suku Dayak ketika mengadakan upacara adat, perkawinan, dan acara lainnya.

Yang lain mengatakan, Panglima Burung merupakan jelmaan dari makhluk yang dikeramatkan oleh suku di Kalimantan ini, yakni burung Enggang. (Baca juga: Pernikahan Panglima Burung dan Titisan Nyi Roro Kidul Batal Digelar) 2. Ritual Pemanggil Panglima Burung. Masyarakat Suku Dayak percaya bahwa Panglima Burung tidak bisa dipanggil secara sembarangan.

Segala bagian tubuh burung enggang melambangkan kehebatan dan keagungan suku ini, sedangkan burung itu sendiri melambangkan perdamaian dan persatuan: Sayapnya yang kokoh melambangkan pemimpin yang selalu melindungi rakyatnya, sedangkan ekornya yang panjang dianggap sebagai tanda kemakmuran suku Dayak.

1. Bluko' (Topi Pelindung): Biasanya topi ini terbuat dari rotan yang kuat dan tahan benturan, kemudian topi ini dihiasi dengan taring macan dan harimau, diberi manik-manik dan bulu kambing di atas nya warna putih dan merah.

Tidak hanya itu, bulu burung enggang juga digunakan sebagai properti saat menari. Tari Burung Enggang dapat dimaknai sebagai bentuk penghormatan warga suku Dayak Kenyah terhadap nenek moyangnya. Namun, juga ada yang memaknai tarian ini sebagai simbol perpindahan masyarakat suku Dayak Kenyah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Buaya dan burung enggang 1 adalah sebuah jejak kaki. Keduanya membawa bekal berupa memori saat Malinau masih secomot tanah kosong yang disesaki rimbun belukar. Bahkan lebih dulu ada sebelum sebuah peristiwa salah paham yang membuat orang Belanda salah mengira mal inau2 sebagai nama sungai.

Peta Situs